Sastra Pesisir Melintas Batas Damai




Komunitas Seni Lobo menjadi salah satu peraih Hibah Cipta Perdamain tahun 2018 yang di gagas oleh Yayasan Kelola dan Kedutaan Besar Denmark.

Hibah Cipta Perdamaian ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan seni di 4 (empat) provinsi di Indonesia Tengah dan Timur dengan memberikan hibah kepada seniman, komunitas atau lembaga seni. 



Hibah Cipta Perdamaian di inisiasi untuk mendukung seniman-seniman yang memiliki visi dan sudah memasukkan agenda transformasi sosial ke dalam praktik berkeseniannya, baik itu dalam bentuk tema karya, pendekatan artistik, metode partisipatif atau dengan cara-cara presentasi yang inovatif dan disruptif.
Komunitas Seni Lobo mengajukan project bertajuk "TADULAKO NOTUTURA ; Sastra Pesisir Melintas Batas Damai". Sebuah project yang mengangkat isu Reklamasi Pantai Teluk Palu, dimana hal ini sudah menjadi isu lokal di Kota Palu dan tak kunjung henti menuai protes dari masyarakat sekitar pantai, WALHI, Organisasi Lingkungan maupun Organisasi Budaya. Isu ini kami rasa menjadi sangat menarik karena ada tarik ulur antara Pemkot-Pemprov-Pemegang Proyek-Masyarakat-Organisasi sekitar yang tidak sedikit bisa memicu konflik-konflik kecil. Proses reklamasi yang telah berjalan sejak 2014 ini (bahkan sebenarnya jauh sebelum itu) memberikan dampak yang cukup signifikan pada pola kehidupan masyarakat sekitar khususnya mereka yang hidupnya telah bergantung pada pantai selama ini. Bagaimana isu-isu seperti ini harusnya terus menerus menyeruak ke ruang-ruang publik agar tercipta dialog bersama masyarakat.

Mengapa isu menjadi sangat penting karena saat ini Kota Palu tak henti-hentinya melakukan pembangunan khususnya di wilayah atau area Pantau dan bahkan sangat penting. Seolah semakin sedikit nafas yang diberi kepada nelayan tradisional dan penambak garam. Kota Palu memang dan semakin membutuhkan banyak ruang untuk melakukan pergerakan demi kemajuan daerahnya, namun jika sampai menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakatnya sendiri berarti secara tidak langsung banyak hal yang tidak didasari oleh Pemkot maupun Pemprov akan menimbulkan gesekan-gesekan konflik serta tidak menutup kemungkinan akan hadir di ruang-ruang seperti ini. Sudah semestinya pembangunan kota harus juga melihat dari sisi kehidupan ekonomi-ekologi dan budaya masyarakat sekitarnya, khususnya di area reklamasi ini.

Intervensi yang kami lakukan terhadap isu ini adalah Kampanye Sastra, dalam hal ini adalah cerita-cerita rakyat To Kaili yang begitu erat dengan laut atau pesisir. apa efek dari reklamasi di sepanjang Teluk Palu dan keberlangsungan kebudayaan lokal To Kaili itu sendiri. 

Materi dalam Project TADULAKO NOTUTURA ini adalah sebagai berikut :
1. Workshop Penulisan Puisi tingkat SD& Penulisan Cerpen tingkat SMA yang diikuti oleh 24 peserta (12 SD, 12 SMA) di Nemu Buku dengan pematerinya Neni Muhidin.

2. Pameran Hasil Penulisan

3. FGD dan Kampanye Sastra

4. Malam Sastra, dengan penampilan 5 seniman yaitu : 

Ais Mangala (Sigi), 











Ichenn (Palu), 











(Sigi)



















Zulfikar (Palu)






Comments

Popular Posts