Twilight Memory (Part 2)

Sumber : BBC Indonesia


Apa yang menyebabkan gempa?
Gempa disebabkan oleh lempengan bumi yang saling bertumbukan satu sama lain. Ini terjadi secara konstan, namun kadang tumbukannya cukup besar dan relatif dekat dengan area padat penduduk sehingga menimbulkan konsekuensi yang semakin parah parah. Pada 28 September di Palu, getaran-getaran kecil terjadi sepanjang hari, namun gempa 7,4 pada skala Richter berlangsung saat Patahan Palu Koro yang melintasi Kota Palu, bergeser sekitar 10 kilometer di bawah permukaan tanah.

Jalur Cincin Api Pasifik (Sumber : BNPB)
Sejak saat itu, ada sedikitnya 500 gempa susulan di Palu, yang sebagian besar di antaranya tidak dirasakan warga. Wilayah Indonesia sangat berpotensi terjadi gempa bumi karena posisinya yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik.  Selain berada di antara lempeng-lempeng utama dunia, posisi Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah 'tapal kuda' sepanjang 40.000 km yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.
Apa yang menyebabkan tsunami?
Sumber : BBC Indonesia
Bagaimana bisa kenaikan permukaan laut setinggi 6 cm, yang dideteksi BMKG setelah gempa, bisa membentuk gelombang setinggi 6 meter bahkan hingga 11 meter? Itu karena bentuk Teluk Palu. Wujudnya yang panjang dan menyempit menyebabkan kecepatan dan tinggi gelombang semakin bertambah saat menuju Kota Palu.
Saat pertama menerjang, tsunami merontokkan Jembatan Kuning Palu IV yang menghubungkan wilayah Palu Timur dan Palu Barat. Jembatan kuning itu merupakan ikon Kota Palu. Gelombang tsunami juga melahap seluruh desa-desa nelayan serta sebagian besar infrastruktur. Sampai dengan 2 minggu setelah kejadian (12 Oktober 2018), jumlah korban meninggal dunia mencapai 2.073 orang. Kebanyakan meninggal akibat tsunami (Sumber : Basarnas). Selain itu, sebanyak 10.679 orang cedera, 680 orang hilang, dan 82.775 menjadi pengungsi. Tidak ada korban yang ditemukan dalam keadaan hidup sejak pencarian memasuki hari ketiga.
Kondisi Jembatan Palu IV sehari pasca bencana (Sumber : BNPB)

Apa yang menyebabkan tanah menjadi cair?

Skema Likuifaksi (Sumber : BNPB)

Setelah gempa dan tsunami melanda, ada fenomena lain yang terjadi, yaitu likuifaksi. Likuifaksi berlangsung pada tanah berpasir yang mudah terendam air, seperti tanah di Kota Palu yang dekat dengan laut. Guncangan yang ditimbulkan gempa menyebabkan tanah kehilangan ikatan sehingga melarut seperti air dan mengalir, membawa bangunan dan kendaraan di atasnya ikut serta. Data Basarnas menyebutkan di perumahan Balaroa, Kota Palu, sekitar 1.700 rumah tertelan bumi setelah gempa menyebabkan tanah menjadi cair, ratusan hingga ribuan oran diyakini terkubur. Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan likuifaksi menyebabkan banyak orang meninggal dunia.
Citra satelit kondisi Kelurahan Petobo pasca Likuifaksi (Sumber : BNPB)


Di seantero Kota Palu sejak H+1 bencana bahkan hingga saat ini pun, sejumlah warga masih mencari kerabat mereka. Kebanyakan mungkin tidak akan tahu apa yang terjadi pada mereka. Tak ada pula pusara yang bisa dikunjungi.

Gereja Jono Oge yang menggelar kajian Alkitab saat gempa mengguncang kini sudah berubah menjadi puing-puing dan tidak ada korban selamat yang berhasil ditemukan di sana. Di antara reruntuhan, ada sebuah foto yang menampilkan 40 pelajar berbalut seragam putih-abu-abu sedang tersenyum.

Perlu waktu bertahun-tahun bagi masyarakat untuk membangun kembali, walau mungkin mereka tidak pernah bisa melupakan apa yang diambil dari mereka.

Comments

Popular Posts