INTERNATIONAL RAIN FESTIVAL (Festival Hujan Internasional 2015)
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang terletak
di daerah tropis/garis khatulistiwa memiliki dua musim yaitu musim panas dan
musim hujan. Kedatangan musim panas seringkali disambut sukacita namun
sebaliknya dengan kedatangan musim penghujan.
Musim yang sering diidentikkan dengan
hari-hari basah, tanah longsor dan bencana banjir membuat sebagian masyarakat
tidak terlalu gembira saat musim datang. Padahal hujan adalah pemberian dari
alam yang juga mestinya disambut dengan kegembiraan. Musim tanam tiba, sawah
tadah hujan mulai aktif, sumur-sumur terisi air, ladang dan hutann menjadi
hijau, hewan ternak tak lagi kesulitan mencari makan.
Maksud dan Tujuan
Festival ini dimaksudkan untuk
mengubah mindset atau cara berpikir orang tentang mensikapi datangnya hujan.
Pelaksanaan festival ini sengaja dilakukan saat musim hujan, musim yang
seringkali dihindari oleh para penyelenggara pertunjukan di luar ruang.
Diharapkan acara ini bisa berlangsung
saat hujan, performer harus menyiapkan diri dengan kondisi ini, demikian pula
dengan masyarakat penonton. Penonton akan sengaja diajak untuk hujan-hujanan,
menikmati hujan. Stigma “hujan akan membuat sakit” mestinya perlu ditempatkan
pada porsinya. Anak- anak akan kembali merayakan bagaimana mandi air hujan, air
yang jatuh langsung dari langit. Bagaimana memanfaatkan berlimpahnya air hujan
guna kehidupan sehari-hari. Misalnya air hujan yang bagaimana yang bisa layak
diminum tanpa pengolahan yang rumit.
Perayaan ini akan membawa masyarakat
untuk kembali menyadari kearifan alam, kembali kepada alam. Musim hujan akan
seiring dengan musim tanam padi, mengajak para petani untuk kembali
memanfaatkan kekuatan alam. Misalnya dengan pelepasan kembali ular-ular ke
sawah yang nantinya memakan hama padi, tikus. Sehingga jerih payah
berbulan-bulan dapat ditunai hasilnya guna memenuhi kebutuhan pangan petani
maupun pangan masyarakat.
Pementasan akan menyesuaikan dengan
tema seputar hujan, misalnya bagaimana menggali kembali kearifan lokal kisah
tentang Ki Ageng Selo, legenda Dewi ular. Pembuatan instalasi juga dimungkinkan
dilaksanakan di areal sekitar 2000 m2 yang menjadi tempat pertunjukan.
Waktu dan Tempat
Kegiatan akan dilaksanakan di studi
Mugidance di Dusun Krapyak Rt1/7 Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo pada 17 dan 18 Januari 2015 selama dua hari
berturut-turut dengan menampilkan seniman lintas generasi.
Apa Yang Menarik Dari Festival
Ini?
Mungkin ini bukanlah sebuah festival
besar dan gemerlap yang pembukaan dan penutupan dihiasi kilauan cahaya dari puluhan kembang api. Juga
bukan festival yang digelar di gedung pertunjukan yang mewah dengan fasilitas
pencahayaan yang “sempurna”.
Festival Hujan ini mengajak kita untuk
merayakan datangnya kucuran air dari langit. Tidak seperti biasanya hujan
selalu dihindari dalam penyelenggaran pertunjukan luar ruang. Disini kita
justru akan mendatangi ketakutan itu dan mengubahnya menjadi sebuah
kegembiraan.
Potensi seni masyarakat lokal akan
ditumbuhkan seiring dengan berkomunikasi dalam kancah internasional. Studio
terbuka seluas 200m2 berada di tengah ladang memugkinkan beragam tempat
pementasan, mulai dari pendopo, mandala, tanah becek/lumpur hingga rerumputan bisa menjadi alternatif
panggung.
Pencahayaan sederhana bahkan dengan
nyala obor akan memberikan artistik tersendiri yang senafas dengan alam pedesaan dimana studio berada.
Instalasi dari unsur-unsur alam seperti bambu dimungkinkan.
Apa Yang Disediakan
Penyelenggara
Program ini merupakan kebersamaan dan
srawung. Penyelenggara hanya menyediakan konsumsi saat program. Untuk peserta
luar kota/luar negero dimungkinkan adanya penjemputan lokal solo serta
penginapan dalam jumlah sangat terbatas di kompleks studio.
Apa Yang Akan Ditampilkan
Meskipun sederhana namun tidak
mengurangi kualitas International Rain Festival (Festival Hujan internasional)
sehingga karya yang tampil diharapkan memiliki nilai dan kualitas. Durasi
setiap pementasan maksimal 20 menit dengan isi menyesuaikan tema.
Bagaimana Panggungnya
Ada beberapa alternatif tempat
pementasan. Pendopo berkura 12 x 8 m, Mandala berdiameter 6 meter, rerumputan
maupun panggung berbentuk kotak ukuran 4 x 8 m2, kandang kebo berukuran sekitar 4 x 8 m
(dl persiapan) dan kolam lumpur sekitar 4 x 6 m (dl persiapan). Fasilitas
lighting sangat sederhana.
![]() |
Road To INTERNATIONAL RAIN FESTIVAL 2015 |
KOMUNITAS LOBO KEREN.....
ReplyDelete