Teater "SEPASANG MERPATI TUA" Karya Bakdi Soemanto

Telah dipentaskan di
GOLNI, Taman Budaya Sulawesi Tengah
Maret, 2014




Tidak banyak seniman tradisi yang sempat meregenarasikan bakat dan karyanya. Tetapi lebih tidak banyak lagi perhatian Pemerintah Daerah kita terhadapat keberlangsungan kesenian tradisi melalui seniman (pelaku-pelakunya). Betapa kita sadar bahwa kehidupan akan terus berjalan dan jika tidak dijaga, dipelihara dan diwariskan maka akan ada bagian kebudayaan yang hilang. Sementara melihat itu, kita belum sepenuhnya mengerahkan diri (baca : Pemerintah). Para pelaku seni tradisi ini sejak awal kemunculannya berjuang sendiri mennghasilkan karya, menghantarkannya dari satu kampung ke kampung lain agar dikenal dan dapat terangsang yang lain untuk mengenalnya. Bahkan hingga dititik rawan kehidupan mereka, para pelaku seni tradisi ini tak pernah menuntut apapun yang berlebihan kecuali adalah permintaan kita untuk meneruskan karyanya pada generasi berikutnya sebagai upaya penyelamatan.


Bagaimana jika sekarang kita sebut nama YASAMOMI, KATIJAH, AKSI, MUSUDERO? Apa mereka mengetahuinya? mengenal profesi mereka? mengenal karya-karya mereka? 

Sekali lagi ini bukan kesalahan mereka sebagai siswa, tapi kesadaran KITA yang belum sampai pada hal itu, kesadaran yang mungkin tidak akan pernah muncul. Kesadaran akan merasa memiliki tradisi tersebut, kesadaran akan adanya keberlangsungan kehidupan yang perlu diwariskan bersifat lokatif tadi. Dimana letak kesadaran itu? Karena memang tidak ada yang mau memikirkannya.

Inilah yang menjadi dasar dari pertunjukan ini yang disutradarai oleh ipin Cevin dan diperankan oleh dua aktor dari Sanggar Seni Lentera Rolis Abhie dan Fitriah Tahnur

Comments

Popular Posts