Apotheosis dalam Pertunjukan Teater Komunitas Seni Lobo menuju RUTE 2016
Komunitas Seni Lobo akan menjadi salah satu penyaji dalam gelaran RUTE (Ruang Teater) 2016 dari lima kelompok teater yang akan hadir di bulan Desember nanti. RUTE yang diharapkan sebagai satu moment penting bangkitnya teater di Sulawesi Tengah,
Hadir dalam satu garapan surealis untuk membawa penonton memasuki ruang waktu yang jauh. Ruang dimana manusia mungkin saja belum atau pernah melaluinya atau bisa saja pertunjukan ini pun mampu mengajak penonton untuk merenung atas capaian-capaian apa saja yang telah ia lakukan atau belum sama sekali.
Garapan ini juga mungkin bisa saja menjadi sebuah catatan-catatan bagi penonton untuk mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja akan terjadi di kemudian hari, karena sadar ataupun tidak manusia seringkali memasuki ruang alam bawah sadar dengan sebuah angan-angan/khayalan tingkat tinggi, maka bersiaplah dengan kemungkinan yang akan terjadi.
Setting panggung hanyalah ilusi yang hadir dalam bentuk eksperiment dibenturkan pada isu-isu kekinian, yang mungkin saja penonton pernah mengalaminya. Bahwa para penonton ketika masuk ke dalam pertunjukan ini mereka akan serasa berkhayal. Khayalan dalam garapan ini,mencoba melihat secara kasat mata probelmatika dirinya dan kehidupannya, kemungkinan itu belum dialami tapi sudah mampu untuk masuk dalam ruang imajiner penontonnya.
Musik pun hadir untuk menjadi suatu ilusi lain pada batin penonton terhadap adegan-adegan yang dimunculkan oleh para aktor. Dan tentunya teror-teror itu adalah tanda tanya, apakah itu kenyataan atau sebuah fatamorgana ?
Point pentingnya adalah bahwa dalam Tragedi atau Kenyataan memerlukan permenungan/perenungan dalam segala hal (baik itu dalam penggarapan, permainan, menonton serta mengamati).
Bagaimana sutradara membangun pertunjukan ini ? Saksikan KOMUNITAS SENI LOBO dalam perhelatan RUTE 2016 di Taman Budaya Sulawesi Tengah 24 Desember 2016 Pukul, 20.00 Wita.
Hadir dalam satu garapan surealis untuk membawa penonton memasuki ruang waktu yang jauh. Ruang dimana manusia mungkin saja belum atau pernah melaluinya atau bisa saja pertunjukan ini pun mampu mengajak penonton untuk merenung atas capaian-capaian apa saja yang telah ia lakukan atau belum sama sekali.
Garapan ini juga mungkin bisa saja menjadi sebuah catatan-catatan bagi penonton untuk mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja akan terjadi di kemudian hari, karena sadar ataupun tidak manusia seringkali memasuki ruang alam bawah sadar dengan sebuah angan-angan/khayalan tingkat tinggi, maka bersiaplah dengan kemungkinan yang akan terjadi.
Setting panggung hanyalah ilusi yang hadir dalam bentuk eksperiment dibenturkan pada isu-isu kekinian, yang mungkin saja penonton pernah mengalaminya. Bahwa para penonton ketika masuk ke dalam pertunjukan ini mereka akan serasa berkhayal. Khayalan dalam garapan ini,mencoba melihat secara kasat mata probelmatika dirinya dan kehidupannya, kemungkinan itu belum dialami tapi sudah mampu untuk masuk dalam ruang imajiner penontonnya.
Musik pun hadir untuk menjadi suatu ilusi lain pada batin penonton terhadap adegan-adegan yang dimunculkan oleh para aktor. Dan tentunya teror-teror itu adalah tanda tanya, apakah itu kenyataan atau sebuah fatamorgana ?
Point pentingnya adalah bahwa dalam Tragedi atau Kenyataan memerlukan permenungan/perenungan dalam segala hal (baik itu dalam penggarapan, permainan, menonton serta mengamati).
Bagaimana sutradara membangun pertunjukan ini ? Saksikan KOMUNITAS SENI LOBO dalam perhelatan RUTE 2016 di Taman Budaya Sulawesi Tengah 24 Desember 2016 Pukul, 20.00 Wita.
Comments
Post a Comment
Tabe !