Ketika Para Hantu Mulai Baper - Perjalanan Menuju RUTE

Dalam postingan Komunitas Seni Lobo sebelumnya, sudah membahas sedikit tentang persiapan menuju RUTE #1. Minimnya jadwal pertunjukan teater maka membuat pekerja seni (khususnya Teater) di Palu dan Sigi berinisiatif membuat sebuah ruang yang menyajikan pertunjukan-pertunjukan Teater yang dapat dinikmati oleh masyarakat Palu dan Sigi bahkan kabupaten lain di Sulawesi Tengah. RUTE (Ruang Teater) bisa menjadi langkah awal hadirnya kembali ruang-ruang teater serta celah lahirnya sutradara serta garapan teater di Sulawesi Tengah.

Perjalanan RUTE dimulai dari Sanggar Seni Kalukuntovea - Kalukubula, Sigi. Mengangkat sebuah konsep ringan, menarik dan mencuri perhatian masyarakat, naskah yang di sutradari oleh Fuad ini dipentas kelilingkan di 3 desa berbeda di Kabupaten Sigi, yaitu Kalukubula, Dolo (Kotapulu) dan Langaleso. diketiga lokasi pertunjukan ini menghadirkan cerita yang berbeda-beda dan yang paling menarik adalah antusias masyarakat mendatangi gedung untuk menyaksikan pertunjukan teater ini.

HANTU BAPER, mendengar judul ini pasti dikepala kita yang terbesit adalah bahasa-bahasa ke-kini-an dan tentunya akan membuat penasaran untuk melihat bagaimana pertunjukan ini nantinya. Sutradara cukup berani mengemas judul ini dengan konsep pertunjukannya yang sedikit menyentil dengan balutan komedi, membuat masyarakat penonton (dalam hal ini warga yang awam dengan teater di 3 desa setempat) merasa terhibur dan mulai terserang wabah sebuah pertunjukan.




Para hantu yang biasanya selalu membuat kita takut, merinding bahkan dipenuhi ekspresi menyeramkan, dalam pertunjukan ini dijadikan tokoh utama yang memilih berdemo (baca: demonstrasi) karena lahan "tongkrongan" mereka akan digusur rencananya dijadikan Pusat Perbelanjaan dan Ruko. Mendengar hal ini para hantu pun mulai melakukan perundingan solusi apa yang akan mereka lakukan agar para rentenir tidak jadi mengolah lahan tersebut. Mereka akhirnya membuat huru-hara mencoba mengganggu manusia yang mengambil lahan mereka.

Sebenarnya, apa yang dialami para hantu tersebut telah dialami oleh beberapa masyarakat menengah bawah di beberapa wilayah di negeri kita ini. Fuad menyentilnya menjadi tokoh hantu inilah yang menarik. Namun, sebuah pertunjukan terlebih lagi teater selain masalah teknis, keaktoran dan konsep garap harus menjadi poin penting yang terus menerus di olah oleh sang Sutradara, agar pesan yang diinginkan bisa ditangkap oleh penontonnya. Semoga Fuad di panggung RUTE bulan mendatang telah menyiapkan kejutan baru lagi dengan menjaga nilai teater itu sendiri.

Selamat berjalan di RUTE kawan-kawan, sampai bersua di Bulan Desember
Viva Teater !!!


Penulis : SONYA

Comments

Popular Posts